Sekilas Info
Meskipun Menyakitkan, Ini Alasan Banyak Orang Bertahan Dalam Toxic Relationship
Meskipun menyakitkan, ini alasan banyak orang bertahan dalam toxic relationship– Siapa di antara kamu yang ingin mempunyai hubungan yang sehat dan menyenangkan bersama dengan orang terkasih? Tentunya dalam sebuah hubungan, saling mengasihi dan memahami satu sama lain menjadi fondasi kuat untuk menjalin hubungan dalam jangka panjang.
Sayangnya, nggak sedikit orang menjalani hubungan karena keterpaksaan dan terjebak dengan orang yang salah. Meskipun sudah berusaha untuk keluar dari hubungan yang seperti itu, akan tetapi selalu saja ada alasan untuk kembali dan merasakan rasa sedih dan sakit yang serupa.
Kalau kamu menjalin asmara dengan seseorang dan lebih banyak sedih dan nggak membuat kamu bahagia, mungkin aja kamu terjebak dalam hubungan toxic relationship. Istilah yang satu ini rasanya sangat familiar, ya? Terlebih lagi di kalangan anak muda yang sedang mencoba mempelajari hubungan romansa dengan orang pilihannya dan ternyata terjebak di kondisi yang seharusnya ditinggalkan.
Dilansir dari situs satupersen, toxic relationship merupakan hubungan yang menjadikan korbannya merasakan rendah diri, mengurangi kebahagiaan, hingga mengubah pola pikir pada diri sendiri hingga lingkungan sekitar secara negatif.
Tanda-tanda sebenarnya kamu berada di hubungan yang toxic bisa dilihat dari beberapa indikatornya, seperti merasa nggak nyaman berada dekat dengan pasangan, privasi menjadi terganggu (pasangan selalu memantau apa yang kamu lakukan dan membatasi segala aktivitas jika tanpa persetujuan dirinya), dan yang lebih parahnya, pasangan berselingkuh dan berbohong hingga berkali-kali, padahal kamu sudah berusaha untuk jujur dan terbuka.
Ketika merasakan sesuatu yang nggak menyenangkan (atau justru menyakiti dari segi fisik hingga mental) seperti berada di toxic relationship, tentunya secara logika, seharunya meninggalkan hal tersebut supaya hidup menjadi lebih tenang dan bahagia, bukan?
Namun, kenyataannya, masih banyak banget nih orang-orang yang bertahan dalam hubungan seperti ini. Dikutip dari linetoday, ada beberapa faktor seseorang bertahan dalam toxic relationship.
Hal yang paling umum adalah karena hubungan tersebut sudah terjalin begitu lama (bahkan ada yang mencapai 5 tahun!), takut merasa hidup lebih suram ketika putus dengan pasangannya, merasa kasihan jika putus dengan pasangan dan nggak ada orang lain yang mengerti dirinya selain diri sendiri, dan lebih condong mengedepankan sikap altruisme (yakni mementingkan kepentingan dan kebahagiaan orang lain dibandingkan diri sendiri).
Mungkin terkesan mudah untuk orang-orang yang belum pernah mengalami hubungan toxic. Namun, banyak orang yang ternyata mengalami kesulitan untuk terlepas dari toxic relationship, bahkan membutuhkan tenaga profesional supaya proses pelepasan dari hubungan tersebut dapat segera diselesaikan.
Meskipun nggak menutup kemungkinan hubungan toxic dapat diubah menjadi lebih baik lagi, akan tetapi banyak yang menganggap bahkan terbukti jika toxic relationship sukar untuk diperbaiki dan pola (pattern) nya akan terus menerus terulang. Jadi, daripada bertahan dalam hubungan yang terus menyakiti diri sendiri, nggak ada salahnya untuk mencoba secara perlahan keluar dari hubungan tersebut, demi kebaikan mental dan kebahagiaan diri sendiri.