Naksir Tapi Takut Berkomitmen, Mungkin Si Dia Melakukan Benching

benching Naksir tapi takut berkomitmen, mungkin si dia melakukan benching– Saat ini, untuk menemukan tambatan hati rasanya sangat mudah, ya? Berkat adanya aplikasi chatting online, semua orang mempunyai kesempatan untuk mencari pasangan dan menjalin hubungan asmara. Meskipun sebagian banyak orang mempunyai kisah percintaan yang indah dan (sepertinya) nggak mempunyai permasalahan, akan tetapi tentunya polemik dalam sebuah hubungan nggak bisa dihindari. Perbedaan pola pikir dan kepribadian antara pria dan wanita seringkali menimbulkan masalah dan berujung pada perdebatan. Namun, apa jadinya jika saat ini kamu sedang dekat dengan seseorang, sudah sama-sama saling merasa cocok, akan tetapi si dia nggak kunjung memberi kepastian mengenai hubungan? Dibilang pasangan kekasih, akan tetapi dia belum meresmikan hubungan ini. Mau dibilang hanya sekedar teman. Jatuhnya, hubungan yang dijalankan serasa menggantung. Fenomena tersebut bisa disebut sebagai benching. Sebenarnya, siapa saja berpotensi untuk melakukan benching karena berbagai macam alasan, salah satunya orang tersebut mempunyai sikap yang labil. Banyak yang beranggapan jika benching jauh lebih sadis dibandingkan PHP (Pemberi Harapan Palsu). Hal ini dikarenakan benching seakan-akan menjadikan kamu pasangan, akan tetapi di dalam hatinya masih ragu apakah dirinya mencintai kamu atau nggak. Dilansir dari cnnindonesia, tanda-tanda seseorang melakukan benching kepada kamu adalah sikapnya nggak konsisten, seperti pada hari ini dirinya bisa bersikap manis, akan tetapi keesokan harinya bisa saja sikapnya menjadi dingin. Ketika merencanakan sebuah rencana, khususnya saat ingin berkencan, pasangan bisa saja membatalkannya saat itu juga. Sebuah penelitian terkait fenomena benching ternyata dilakukan oleh orang-orang yang menemukan pasangannya di aplikasi chatting online. Dikutip dari klikdokter, untuk memutuskan memilih pasangan dari aplikasi chatting online, dibutuhkan pendekatan lebih lanjut untuk memahami orang tersebut. Kalau misalnya kamu sudah terjebak dalam hubungan dengan seseorang yang melakukan benching, beberapa cara yang kamu bisa lakukan dapat seperti:
  • Sampaikan perasaan kamu kepada si dia. Apakah kamu merasa hubungan ini semakin mengarah ke arah yang lebih baik atau nggak.
  • Kalau misalnya kamu melihat si dia sikapnya semakin labil, maka yang harus dilakukan adalah menjaga jarak dan kurangi intensitas dalam berkomunikasi.
  • Bisa juga ceritakan hubungan yang sedang kamu jalani ke orang-orang terdekat. Jika memang dibutuhkan untuk mengakhiri hubungan dengan si dia, segera akhiri karena kamu berhak menjalani sebuah hubungan dengan kepastian di masa depan.
Ketika kamu mempunyai pasangan benching, sebenarnya bukan kewajiban kamu untuk terus menerus berada di sampingnya. Meksipun kamu sayang dan peduli, akan tetapi kamu harus memikirkan kondisi perasaan yang harus diperhatikan. Jangan sampai ketika kamu memaklumi perilaku benching, kamu menjadi nggak memperhatikan kebutuhan kamu saat menjalin sebuah hubungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mulai chat
1
💬 Butuh bantuan?
Halo 👋
Ada yang bisa kami bantu Kak?